Peran guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh
besar dan sangat menentukan. Guru merupakan salah satu komponen yang strategis
dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang meletakkan dasar serta turut
mempersiapkan pengembangan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan nasional
mencerdaskan bangsa. Sejak masa penjajahan, guru selalu menanamkan kesadaran
akan harga diri sebagai bangsa dan menanamkan semangat nasionalisme kepada
peserta didik dan masyarakat. Pada tahap awal kebangkitan nasional, para guru
aktif dalam organisasi pembela tanah air dan pembina jiwa serta semangat para
pemuda pelajar.
Sejarah mencatat, perjuangan guru dalam melahirkan kader
bangsa banyak mengalami tantangan. Tekanan politik bahkan tekanan fisik
melahirkan inspirasi bagi lahirnya sebuah organisasi guru yang independen. Dan
tepatnya pada tanggal 25 November 1945, seratus hari setelah Indonesia merdeka,
di Surakarta, Jawa Tengah, puluhan organisasi guru berkongres, bersepakat,
berhimpun dan membentuk satu-satunya wadah organisasi guru, dengan nama
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Organisasi guru lahir sebagai organisasi
yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpolitik praktis, adalah
organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan, yang selalu berupaya
mewujudkan guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat, dalam rangka
meningkatkan mutu perndidikan di Indonesia, yang kemudian secara kontinue pada
setiap tanggal 25 November dijadikan Hari Guru Nasional berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 78 Tahun 1994.
Mengambil tema "Memantapkan Soliditas dan Solidaritas
PGRI sebagai Organisasi Profesi Guru yang Kuat dan Bermartabat" puncak
peringatan Hari Guru Nasional ke-70 yang diadakan di Istana Negara pada 25
November 2015, merupakan ajang kematangan bagi para pejuang dunia pendidikan
untuk senantiasa mampu melahirkan berbagai inovasi pendidikan nasional dan melahirkan
anak didik yang mampu berperan aktif dalam membangun cita-cita bangsa.
Guru itu bukan hanya sebuah pekerjaan, tetapi guru adalah
menyiapkan sebuah masa depan. Ini yang harus digarisbawahi. Sekali lagi,
menyiapkan sebuah masa depan. Dan saya meyakini bahwa karya guru-guru akan
melukis wajah masa depan Republik Indonesia. Kualitas manusia Indonesia di masa
depan ditentukan oleh guru-guru kita hari ini, demikian sebagian amanat yang
disampaikan Ir. Jokowi, Presiden RI ke-7 dalam sambutannya pada Peringatan Hari
Guru Nasional.
Lebih jauh Jokowi menyampaikan, bahwa Guru adalah agen
perubahan karakter bangsa. Perubahan karakter bangsa bisa dimulai di
kelas-kelas, di mulai di sekolah-sekolah. Sekolah bukan hanya tempat menuntut
ilmu pengetahuan, melainkan arena pembelajaran bagi anak-anak kita dalam
membentuk karakter mereka.
Guru, pada saat ini harus mampu melihat kondisi sosial yang
ada. Tantangan dalam membentuk karakter anak didik bersaing dengan kondisi
sosial yang jauh lebih banyak dapat mempengaruhi karakter anak didik. Jokowi
mengingatkan, bahwa peran media elektronik, media sosial dan media online
lainnya sangat mempengaruhi karakter-karakter anak-anak kita. Hati-hati,
tandasnya.
Pembangunan karakter bangsa sangat penting bagi kita dalam
menjawab tantangan dalam kompetisi abad ke-21. Bangsa kita akan bisa menjadi
bangsa pemenang jika memiliki karakter sebagai bangsa pemenang, bukan bangsa
pecundang.
Persaingan sekarang bukan antar kota, bukan antar kabupaten,
bukan antar propinsi, tetapi sudah antar negara. Tidak bisa kita hindari. Sudah
sebentar lagi, nanti 1 Januari sudah dibuka yang namanya Asean Economy
Community. Masyarakat Ekonomi Asean. Sudah tidak bisa kita tolak lagi.
Mobilisasi barang, mobilisasi orang antara negara sudah akan begitu sangat
cepatnya. Persaingan, kompetisi antar individu, antar bangsa juga sangat cepat
sekali.
Kalau Guru hanya ahli dan terampil dalam mentransfer materi pembelajaran, maka suatu saat peranan guru akan diganti dengan media teknologi informasi, Sahertian - 1992
Download Pedoman Hari Guru Nasional ke-25, DISINI
0 Comment to "Apa Kata Jokowi Di Hari Guru Nasional ke-25"
Posting Komentar